OSN Cermin Peningkatan Mutu
Selasa, 04 Agustus 2009 pukul 19:13:00
Pada OSN 2009 ini, terjadi perkembangan yang signifikan. Sekolah-sekolah atau daerah, menurut Drs Mukhlis Catio MEd, Kasubdit Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), mulai care terhdap OSN. Dia mengatakan, setiap daerah sudah mulai menganggarkan biaya untuk pelatihan terhadap para peserta, mereka juga sudah mengadakan seleksi untuk OSN tingkat provinsi dan nasional.
Menurut Muchlis, dengan adanya OSN yang ke delapan ini, sekolah-sekolah sudah semakin sadar kalau OSN mampu menopang dan memberikan motivasi yang positif kepada semua pihak. Perguruan tinggi pun sekarang sudah banyak menawarkan diri untuk menerima siswa dengan prestasi 30 besar (5 emas, 10 perak, 15 perunggu), seperti Universitas Brawijaya. "Itu artinya, perguruan tinggi sudah menyadari bahwa hasil OSN ini sangat berkualitas dan ini merupakan masukan yang positif untuk perguruan tinggi,” Ujarnya, seperti dikutip dari situs siswapsma.net.
Dia mengatakan, dari hasil OSN, terdapat indikasi yang positif. Para siswa yang berhasil memperoleh medali emas, perak, maupun perunggu, hampir 90 persen bisa masuk ke Universitas Indonesia. Hal ini menunjukkan, apa yang selama ini dilakukan Direktorat Pembinaan SMA tidak sia-sia. Melalui OSN, kata dia, ada keterkaitan yang erat dengan dampak mutu pendidikan di Indonesia. Ini juga merupakan salah satu indikator bahwa prestasi dan mutu pendidikan di negeri ini merupakan salah satu aspek penting. OSN juga merupakan cerminan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. “Para siswa sudah datang ke Jakarta, mereka telah siap ikut dalam lomba sains ini. Jadi kita harus memberikan apresiasi kepada mereka,” ucapnya.
Ajang Prestisius
Menurut Mukhlis Catio, OSN merupakan ajang yang prestisius. Bahkan, katanya,lembaga lain saat ini mulai mengakui kredibilitas OSN. Artinya, dalam benak mereka telah terpatri kalau yang disebut OSN bukan lagi sekadar olimpiade tanpa prosedur yang akurat, sebab para siswa yang terjun dalam OSN kali ini merupakan hasil seleksi yang dilaksanakan secara berjenjang, dari tingkat sekolah, kabupaten/kota hingga provinsi. “Ajang OSN bisa dibanggakan, karena proses seleksinya jelas, siswanya jelas, dan hasilnya ada. Mungkin jika pemilihannya diseleksi melalui komputer akan mencurigakan. Sedangkan pada OSN, sasarannya jelas serta hasil kongkritnya ada,” tuturnya.
Dia mengatakan, prestasi yang diraih siswa melalui OSN berdampak luas. Daerah yang diwakilinya akan merasa bangga dengan perolehan medali yang diperoleh si siswa. “Daerah saja, jika anaknya bisa lolos sampai tingkat nasional, itu sudah bangga. Sebab anak-anak tersebut sudah menaikkan prestise dinas provinsi dan sudah memberikan nilai plus. Image daerah pun dengan sendirinya akan meningkat, dan itu berdampak dalam peningkatan kinerja di daerah. Nuansa seperti itu, jelas positif, terutama dalam mengembangkan SDM semua siswa, dan semua guru,” tambahnya.
Di samping itu, prestasi yang dicapai siswa di ajang OSN juga akan memberi dampak positif terhadap sekolah tempatnya menimba ilmu. Hal ini akan menaikkan nama sekolah. Dengan image yang positif sebagai lembaga pendidikan, sekolah tersebut juga menjadi lebih prestisius dan dapat menarik siswa-siswa dengan SDM yang berkualitas. “Dengan demikian, masyarakat juga bisa membuat sebuah patokan bahwa yang masuk ke sekolah itu harus nilainya sekian. Itu dampak positifnya, di samping sekaligus untuk meningkatkan kualitas sekolah tersebut.”ujar Mukhlis.
Dari segi mata dunia, untuk sains, Indonesia jelas diperhitungkan. "Momen OSN harus kita expose, kita publish. Untuk tingkat dunia, mutu pendidikan kita tidaklah buruk. Harapan saya dengan adanya OSN, penilaian bisa dilaksanakan dengan fair, jujur, penuh tanggungjawab, dan sportivitas," katanya. "OSN juga sekaligus ajang silahturahmi. Melalui OSN akan memperkokoh jiwa kebangsaan, persatuan dan kesatuan di bawah lindungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi, OSN bukan semata-mata memperlihatkan kemampuan di bidang akademik, tapi juga bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan. Itu karena ajang ini merupakan pertemuan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Melalui OSN, jelas Muchlis, Direktorat Pembinaan Kesiswaan berharap agar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan, bersama-sama memberikan kontribusi, bersama-sama meningkatkan otonomi sekolah. Sehingga antara otonomi sekolah dan otonomi provinsi terjalin kerjasama yang baik. Dengan demikian, apa yang diinginkan oleh UU Pendidikan menuju manusia yang cerdas, tangguh, berahlak mulia, dan taqwa, bisa terwujud serta terkoordinasi dengan baik. “Dengan adanya presiden baru, upaya kita meningkatkan pendidikan yang salah satunya dilaksanakan melalui OSN, bisa terlaksana," harap Muhklis Catio.bur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar